Banjarmasin, 19 September 2011
Pada awal September 2011, ini adalah awal aku masuk kuliah di IAIN Antasari
Banjarmasin Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi Islam dan akupun tahu bahwa
sekarang adalah saatnya era perkuliahan telah dimulai dalam hidupku, tetapi
sebelum perkuliahan dimulai tentulah para mahasiswa baru termasuk aku harus menjalani yang namanya
OSPEK, waw... apa itu yah Ospek, kata teman-teman sih Ospek itu sejenis MOS
kalau di SLTP atau SLTA dulu, huh... seram sih dengarnya apalagi kalau dikhayal
mengenang MOS di SMKN 1 Tanah Grogot dulu, ampun deh... ga mau lagi..., Nah...
sekarang harus berhadapan dengan OSPEK, idih... ga mau ah...., tetapi untungnya
kata mahasiswa-mahasiswa lain yang namanya OSPEk itu sudah dihapuskan tetapi
digantikan dengan nama OPAK (Oreantasi pengenalan akademik), oya... nih baru
ingat kalau OPAK tuh sudah aku ikuti kemarin sebelum bulan Ramadhan atau di
akhir bulan juni 2011, tapi katanya belum selesai sampai disitu masih ada
oreantasi pengenalan di Fakultas yakni pada tanggal 08 – 11 September 2011, nah
nama kegiatannya Tali Silaturrahmi Fakultas (TIFS) Syariah, yang kata
teman-teman sih wajib untuk diikuti, yah...aku ikuti deh tuh TIFS Syariah,
tetapi setelah di ikuti, ya.. ampun macam-macam tuh suruhannya, dikirain nih
kegiatan silaturrahmi yang menunjukan bahwa kegiatan ini bersifat baik, tanpa
ada unsur paksaan, yang penuh pada keramah tamahan dan kesantunan, tetapi fakta
yang terjadi pada penyelenggaraannya sendiri sangat jauh berbeda dengan semua
itu, nah... disini aku sadar ternyata ini tidak jauh berbeda dengan OSPEK
Fakultas, tapi toh katanya sudah dihapuskan qoq masih ada sih fakta-fakta bahwa
kegiatan ini menunjukkan Ospek Fakultas.
Setelah kegiatan TIFS Syariah usai, aku buat tulisan tiga lembar kertas HVS
A4 yang mengkritik pedas panitia OC (Organizing Comitte) dan SC (Steering
Comitte) yang aku kirim pada hari selasa sore tanggal 13 September 2011 ke sekretariat
BEM Fasya (Fakultas Syariah), ke Ketua SC dan tanggal 14 September 2011 aku
tempel di mading Fakultas Syariah, dan 22 September 2011 aku kirim kepada dekan
Fakultas Syariah, waw... ternyata reaksi mayoritas perubahan teman-teman
mahasiswa baru setelah membaca tulisan itu menjadi semakin berani dan semakin bersemangat
menentang perubahan agar kegiatan yang berbau Ospek tersebut tidak lagi diulangi
ditahun-tahun yang akan datang dan teman-teman juga bersedia melindungi aku
jikalau aku berhadapan dengan panitia SC dan OC. It’s great..., aku sendiripun kaget melihat
perubahan teman-teman seperti ini, tidak menyangka moment seperti ini telah
mengangkat harga diri mayoritas teman-teman mahasiswa baru, dan menunjukan jiwa
kepemimpinan disetiap individu. Memang disini tedapat masalah, tetapi aku sadar
karena masalah ini pula terdapat potensi perubahan menuju lebih baik
dimasa-masa mendatang, dan disini juga memang dipandang perlu sebuah pemicu
yang memulai perubahan tersebut.
pada hari senin, 19 September 2011 pukul 14.00 WITA di Asrama IAIN Antasari
Banjarmasin aku teringat semua yang terjadi pada saat TIFS Syariah, disini aku
memikirkan dan mengambil suatu kesimpulan bahwa dimana ada masalah maka disitu
ada potensi perubahan.
juga aku teringat ketika rapat
persiapan demonstrasi di Kabupaten Paser bersama teman-teman KPMKP, HMI, IMM,
PMII, Forum Lingkar study kerakyatan, yang pada saat itu aku mewakili PII.
Disini aku berpikir bahwa teman-teman yang pada saat itu ingin menyampaikan
aspirasi mereka melalui demontrasi yang bertujuan untuk menuntut suatu
perubahan, pada dasarnya bergerak melakukan perubahan karena ada dorongan
masalah yang hendak diselesaikan.
Selain itu, aku juga teringat acil yang aku bekerja kepada beliau
pada bulan Ramadhan lalu (08/2011) yakni membantu usaha beliau menjaga toko
baju di Kandilo Plaza Kec. Tanah Grogot Kab. Paser Kaltim, pada saat itu aku
menanyakan kepada beliau tentang kemajuan usaha beliau dan beliaupun menjawab
bahwa usaha beliau telah mengalami berbagai masa hingga hampir mengalami
kebangkrutan yang pada saat itu belau memiliki hutang sekitar sekitar Rp.
75.000.000,- (Seingat aku sih) karena pusat toko beliau mengalami kebakaran,
melihat hutang sebanyak itu tidak membuat beliu strees dan tertekan tetapi
beliau semakin termotivasi untuk melakukan hal-hal nekat yang juga kreatif demi
menutup semua hutang tersebut, dan pada akhirnya kini semua hutang beliau telah
lunas, beliau juga memiliki lahan tanah berhektar-hektar, dan kini beliau
berencana membangun rumah di tengah perkotaan, jika anda sedang mencari
kesempatan besar maka carilah tantangan besar pula. Disini aku kembali
merenungkan akan hikmah dari suatu masalah, memang sih terkadang masalah itu
menyusahkan tetapi jika kita dapat menyikapinya dengan baik maka masalah tersebut
akan tergantikan dengan kesempatan yang setimpal dari masalah yang kita sikapi
tersebut, dan hal itu dapat menimbulkan potensi perubahan pada hidup kita.
Aku punya sebuah pemikiran bahwa semakin tinggi derajat seseorang maka
semakin tinggi pula tingkat masalah yang ia dihadapi, dan orang yang memiliki
derajat yang tinggi tentu sebelumnya ia telah banyak mendapati berbagai
masalah hingga semua masalah tersebut merubah hidupnya menjadi lebih bijak dalam
menanggapi segala persoalan. Dan jika kita hendak memiliki darajat yang tinggi
pula maka janganlah takut dengan masalah, karena tidaklah seseorang itu menjadi
sukses jikalau dia hanya memiliki sedikit masalah, dan wajarlah jikalau orang
sukses itu punya banyak masalah yang ia hadapi dan sangat tidak wajar jikalau
orang yang sukses besar tetapi ia tidak pernah menghadapi masalah sama sekali.
Jadi buat semua sahabat-sahabatQu
(pembaca)...
Janganlah sedih menyikapi suatu masalah, ingatlah... dimana ada masalah
maka disitu ada potensi perubahan, dan ingatlah bahwa seseorang itu menjadi
sukses karena sebelumnya memiliki banyak masalah yang ia hadapi, jadi jikalau
sahabat sekalian memiliki masalah yang amat sangat banyak, artinya sahabat
termasuk orang-orang yang akan menjadi sukses..., dan tetap ingat yah
sahabt-sahabat bahwa dimana ada masalah, maka disitu ada potensi perubahan...
By. Zhufi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar